Buku Sejarah Tuhan (History of God) adalah buku yang berisi tentang kajian lengkap bagaimana asal mula Tuhan dari sudut pandang orang Kristen, Yahudi dan Islam. Buku ini melacak sejarah persepsi dan pengalaman manusia tentang Tuhan sejak zaman Nabi Ibrahim hingga masa kini. Selain memerinci sejarah tiga agama monoteistik: Yahudi, Kristen, dan Islam, buku ini juga menampilkan tradisi Buddha, Hindu, dan Konfusius. Evolusi keyakinan manusia tentang Tuhan dilacak dari akar-akar kunonya di Timur Tengah hingga sekarang.
Buku karangan Karen Amstrong ini diterbitkan pada tahun 1993. Karen Amstrong adalah seorang komentator masalah agama yang terkemuka asal Inggris. Melalui narasi yang gurih, ia mengajak kita menelusuri filsafat klasik dan mistisisme Abad Pertengahan hingga era Reformasi, Pencerahan, dan skeptisisme zaman modern.
Berikut ini adalah daftar isi dalam buku Sejarah Tuhan:
Peta-Peta
— 7
Pendahuluan
— 17
1. Pada
Mulanya ... — 27
2.
Tuhan Yang Satu — 72
3.
Cahaya bagi Kaum Non-Yahudi — 120
4.
Trinitas: Tuhan Kristen — 155
5.
Keesaan: Tuhan Islam — 186
6.
Tuhan Para Filosof — 233
7.
Tuhan Kaum Mistik — 281
8.
Tuhan bagi Para Reformis — 339
9.
Pencerahan — 382
10.
Kematian Tuhan? — 446
11.
Adakah Masa Depan bagi Tuhan? — 483
Glosarium
— 511
Catatan-Catatan
— 521
Lampiran
— 537
Bacaan
Lebih Lanjut — 543
Berikut
beberapa cuplikan dari buku Sejarah Tuhan
Tuhan Yang Satu
mendapatkan
penampakan Yahweh di Kuil yang dibangun
Raja
Salomo di Yerusalem. Masa itu adalah saat-saat sulit
bagi
bangsa Israel. Raja Uzia mangkat pada tahun itu dan digantikan
oleh
putranya, Anas, yang memerintahkan warganya untuk menyembah
dewa-dewa
pagan selain Yahweh. Kerajaan Israel di sebelah
utara
berada dalam keadaan mendekati anarki: setelah kematian Raja
Yerobeam
II, telah lima orang raja menduduki takhta dalam selang
antara
746 hingga 736 SM. Sementara itu, Tiglat-Pileser III, Raja
Asyur,
bernafsu betul untuk merebut wilayah Israel, yang ingin dia
cakup
ke dalam imperiumnya yang meluas. Pada 722, penggantinya,
Raja
Sargon II berhasil menaklukkan kerajaan utara dan mengusir
penduduknya:
sepuluh suku di utara Israel dipaksa berasimilasi dan
lenyap
dari sejarah, sedangkan Kerajaan Yehuda yang kecil sibuk
mempertahankan
diri.
Ketika
Yesaya berdoa di Kuil tak lama setelah wafatnya Raja
Uzia,
dia barangkali juga tengah dilanda perasaan gundah; pada saat
yang
sama dia mungkin juga secara tidak nyaman menyadari ketidaklayakan
upacara
Kuil yang mewah. Meskipun Yesaya merupakan
bagian
dari kelas penguasa, dia memiliki pandangan demokratis dan
populis
serta sangat peka terhadap nasib kaum miskin. Tatkala semerbak
dupa
menyebar di depan Bait Suci dan darah binatang kurban membasahi tempat itu,
Yesaya mungkin mencemaskan bahwa agama
Israel
telah kehilangan integritas dan makna batinnya.
Tiba-tiba
dia merasa melihat Yahweh tengah menduduki singgasananya
di
langit tepat di atas Kuil, yang merupakan replika istana
langitnya
di bumi. Ujung jubah Yahweh memenuhi tempat suci itu
dan
dia dikawal dua serafim yang menutupi wajah dengan sayapsayap
mereka.
Mereka berteriak satu sama lain: "Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN
semesta alam [Yahweh Sabaoth]. Seluruh bumi penuh
kemuliaannya!"1
Ketika suara keduanya menggema, seluruh Kuil
bergetar
dan dipenuhi asap tebal, mengelilingi Yahweh dengan kabut
tak
tertembus, mirip awan dan asap yang menyembunyikannya dari
pandangan
Musa di Gunung Sinai. Ketika kita menggunakan kata
"kudus"
pada masa sekarang, biasanya kita merujukkan artinya kepada
suatu
keadaan keunggulan moral. Namun, kata bahasa Ibrani kaddosh
tidak
ada kaitannya dengan moralitas semacam itu melainkan berarti
"keberbedaan",
sebuah keterpisahan radikal. Kemunculan Yahweh
yang
tiba-tiba di Gunung Sinai telah membentuk jurang pemisah
yang
sekonyong-konyong membentang antara manusia dan alam
suci.
Kini serafim itu berseru, "Yahweh itu berbeda! Berbeda! Berbeda!"
Yesaya
telah mengalami perasaan numinous yang pada waktu
tertentu
menghinggapi manusia dan memenuhi mereka dengan kekaguman
serta
kegentaran.
Dalam
karya klasiknya, The Idea of the Holy, Rudolf Otto melukiskan
pengalaman
tentang realitas transenden yang mencekam ini
sebagai
mysterium terribile et fascinans. Pengalaman itu terribile
karena
biasanya muncul sebagai kejutan dahsyat yang memutuskan
kita
dari kenormalan yang menyejukkan dan fascinans karena, anehnya,
ia
menyimpan pesona yang tak tertahankan. Tak ada yang rasional
di
dalam pengalaman luar biasa ini, yang oleh Otto diperbandingkan
dengan
musik atau erotika: emosi yang ditimbulkannya tidak
bisa
secara memadai diungkapkan dalam kata-kata maupun konsep.
Sesungguhnya,
perasaan tentang sesuatu yang Sepenuhnya Berbeda
ini
bahkan tidak dapat dikatakan "ada" karena ia tidak memiliki tempat
di
dalam skema realitas kita yang normal.2 Konsep baru tentang
Yahweh
pada Zaman Kapak memang masih sebagai "dewa para
tentara"
(sabaoth), tetapi tidak lagi semata-mata menjadi dewa perang.
Tidak
pula sebagai tuhan kesukuan, yang dengan bergairah mencurahkan
seluruh
kasihnya kepada Israel: kemuliaannya tidak lagi terbatas
pada Tanah yang
Dijanjikan, tetapi telah melingkupi seluruh bumi.
...
Bagi Anda yang
merasa tertarik dan ingin membacanya lebih lanjut dapat mendownload file ebook
pdf Sejarah Tuhan. Untuk Download Buku Sejarah Tuhan klik gambar di bawah ini.
Sejarah
Tuhan_Keren Amstrong bagian 1.pdf
Sejarah
Tuhan_Keren Amstrong bagian 2.pdf
Anda akan dialihkan ke halaman Adf.ly, tunggu 5 detik
kemudian klik Skip Ad dan Anda akan segera menuju ke halaman download.
Terima kasih atas kunjungannya..^^
Terima kasih atas kunjungannya..^^
Makasiii kak link download nya, membantu banget
ReplyDelete